Monday 30 August 2010

Dan tiba tiba Ndaru di langit mengukir malam yang menyipit

Dan tiba tiba Ndaru di langit mengukir malam yang menyipit

Dengan mantra...
Menyihir setiap mata
Dengan mantra...
Menghipnotis setiap rasa
Dengan mantra...
Mendebar setiap dada
Dengan mantra...
Menebar seperti jala
Jala jala cahaya
Bahkan belum lagi sempurna!

Dan tiba tiba Ndaru di langit mengukir malam yang menyipit

Oh..pesonanya!
Merajai sukma, ruh dan jiwa..
Semua segalanya
Bercahaya


PURNAMA!!

(A. S)
Purwodadi,
19 Mei 2010

Kalau kita bertemu, bolehkah aku memeluk mu? Sebentar saja. Kekasih..

Kalau kita bertemu, bolehkah aku memeluk mu? Sebentar saja.
Kekasih..

Karena rindu..
Rindu yang mulai ngilu..
Menyekap kalbu
Memburu..
Selalu hanya pada mu..
Ndaru

.......

Kalau kita bertemu, bolehkah aku memeluk mu? Sebentar saja..
Kekasih..

Jangan kau sapih
Hingga tak perih
Apalagi pedih..
Rindu ku tak pernah serpih
Kepada rembulan putih..

........

Kalau kita bertemu, bolehkah aku memeluk mu? Sebentar saja..
Kekasih...


Tak akan letih..!


Purwodadi, 11 mei 2010

Hay..kau masih disana?

Hay..kau masih disana?


Bersembunyi disebalik dedaun putrimalu yang tiba tiba terkatup karena kusentuhi dengan ujung jarijari yang menghitam karena termakan waktu yang entah berapa lama sudah tak pernah kuhitung yang memang bukan ku tak sempat atau alasan apa pun yang adalah memang bukan mau untuk sengaja ku melakukan yang tetapi adalah di karenakan ketakberdayaan saja yang datang tiba tiba mengelibet di leher ku yang memang sedari dulu telah dihiasi rantai yang mengemas kuning seumpama warna mentari pagi tadi yang memang sempat menghipnotis kalbu dan sukmaku hingga membuat darahku mendidih dan nyaris meledakan otakku yang bebal ini saat ia naik ke atas di segala penjurunya yang memang menyerabut rambut seumpama rambut mu yang panjang itu dan selalu kau hiasi dengan warnawarni pelangi yang hadir seredanya hujan.


Ya memang kadang juga kau tak bersembunyi tapi kau menunggu di bukan sebalik dedaun putrimalu yang tiba tiba terkatup melainkan kau menunggu di atas bunga bunganya yang membulat bola berwarna merah muda itu dengan duduk dan berdandan yang indah serupa para peri peri dengan gaun gaun yang panjang dan berjuntai juntai dan tentu dengan hiasan manik manik yang ada di beberapa bagiannya dan semuanya berkilau kilau dan kilau kilaunya melafazkan sebuah nama yang aku tak tahu itu nama siapa dan bahkan juga baru pertama kalinya ku dengar dengan telingaku bahkan hatiku.

Hay..kau masih disana

Sudahlah!
...........


Sekarang
Kita pulang





Purwodadi,
12 Juni 2010

Jejak nafsu perempuan kupukupu

Jejak nafsu perempuan kupukupu

Pernah di bilangan waktu
Ku sapa kau
Sendiri berdiri kelu
Aroma parfume dan kemilau gincu

"Ayo! Kita makan dulu?"
Setelah itu terserah aku

Aku mau lihat matamu
Kau beri aku pupu
Aku mau lihat senyum
Kau beri aku payudara ranum
Aku tanya nama
Kau jawab lama dan biaya

"ah.."


Purwodadi,
16 Agustus 2010

Jejak manis perempuan bergamis (6)

Jejak manis perempuan bergamis (6)

Aku menikahimu ketika malam mencumbu senja
Burung burung dan cakrawala
Bernyanyi di rerindang cemara
Mungkin akulah burung gereja
Dan kau ayat ayat yang mengeja

Di mana bahagia?
Selain kau perempuan berwajah kaca


Purwodadi,
17 Agustus 2010

Jejak manis perempuan bergamis (5)

Jejak manis perempuan bergamis (5)

Menanak benak sejenak
Bercangkir pikir terkupas keras
Bagai arus iris sungai jalan kotamu cadas
Kemana kaki uji lelaki kau telah berkemas
Di udara samudera panas mata mata limas mereka cemas

Aku sejuta satu tanya serupa ragu batu
Arah rumah kau jejak buru lalu tuju
Selain kepadaMu

Kau berbaju wudlu

Purwodadi,
17 Agustus 2010

Jejak manis perempuan bergamis (4)

Jejak manis perempuan bergamis (4)

Aku mencarimu ribuan debu
Senyummu bagai madu
Memagari sisi abu abu

Aku tanya Sang abadi
Kau sedang bertani
Jagung dan padi

Murni, kau tahu bulir padi
Berwarna keemasan
Kemana berkemas?
Agar aku tak cemas

Purwodadi,
16 Agustus 2010

Jejak manis perempuan bergamis (3)

Jejak manis perempuan bergamis (3)

Di kotamu matahari terik
Wajah bangunan aduhai eksotik
Sederhana dan manik manik
Penduduk jiwa jiwa cantik

Di antara lumpur dan padas
Kau cahaya hidup keras
Jalan jalan batu menguras nafas
Bagai cambuk waktu memecut kertas

Kau hujan, lahir di luas ladang
Menggendam tiap pandang
Menjadikan aku ilalang

Aku mencintaimu
Karena Dia mencintamu

Purwodadi,
16 Agustus 2010

Jejak manis perempuan bergamis (2)

Jejak manis perempuan bergamis (2)

Aku pulang dari rumah Penjawab doa
Mengukir roda
Arah barat daya
Mengencani senja
Seluas padang cahaya

Ketika nanti di lintang waktu yang terdamba
Ku berdoa di pusara air mata

Sementara gema azan menyapu langit
Memangil pulang burung burung di awan yang menyipit

Aku tiba di kotamu
Wahai mata beribu bunga


Purwodadi,
16 Agustus 2010

Jejak manis perempuan bergamis

Jejak manis perempuan bergamis
Jalan roda adalah perjumpaan mula
Menemu ruh di rumah Penjawab doa
Mata khilap setiap tatap
Menghirup aroma nikmat di tiap riwayat

Sayap sayap malaikat
Mengantung di senyum yang tak pucat
Aku seperti mayat
Ketika ayat ayat menangkup rekat

"assallamu allaikum..."
Mengisi saraf
Mengiris urat

"waallaikumu salam.."
Secepat kilat

Padahal telah debu
Mengejar deru angin lalu

Tinggal hatiku
Bekubang salju

Duh, kau


Rembang - Purwodadi,
16 Agustus 2010

Monday 23 August 2010

Kekasih

Kekasih

Kekasihku, bilamana ini adalah matahari terakhir yang menyinari aku dan kehidupanku, aku berharap ini adalah awal mula matahari fajar bagi cinta kita berdua juga bagimu dan kehidupanmu setelahnya nanti dan tak perlu ada lagi senja senja gelisah rona matamu yang dimana disetiap penghujung hari engkau selalu sediakan waktumu terlebih cinta dan kesabaranmu untuk menunggu kepulanganku dari berikhtiar merajut rejeki menganyam hari yang telah terjanji itu. Kekasihku bilamana esok, lusa, atau kapan waktu itu datang dan mengajakku kembali, kuharap engkau mengerti betapa bahwa aku selalu mencintai, menyayangi, dan mengasihimu seutuh utuhnya tanpa kecuali.

Kekasihku, engkau tahu kenapa setiap malam disaat kita memandang jauh ke langit di atas tempat kita berdiri ini selalu tampak rembulan indah itu dan sungguh memang tersenyum kepada kita walau kadang tertutup awan pun hujan, tetapi pasti kita mesti selalu tahu sang rembulan itu pasti masih di tempatnya, dan di sana dia tersenyum dan menyimpan senyumnya yang termanis untuk kita yang entah esok hari, lusa, atau beberapa hari lagi saat kita termungkinkan saling bertatapan dan berpandang pandangan dengan sang rembulan itu, dan ia kembali tersenyum manis dan bahkan lebih manis karena senyum senyum yang kemarin terakumulasikan di malam tak berhujan dan tak tertutup awan ini. Engkau tau kenapa, kekasih? Karena, jangankan aku bahkan rembulan dan malampun selalu mencintai, menyayangi, dan mengasihimu seutuh utuhnya tanpa kecuali.


Purwodadi,
09 Juni 2010

Stadium empat

Stadium empat

Adakah engkau tahu malam selalu sungguh menjadi penyakit menahun bagiku karena
Disana mengalir sungai sungai rasa yang di muaranya mengendap lumpur lumpur siksa juga
Nista yang ini kadang terasa layak kelopak bunga aneka warna selalu bermekaran disetiap
Sepertiganya bahkan tak terlalu perduli jika juga menemu jantung yang tak
Berdetak lagi yang tiba tiba saja gugur daun dan bunga kamboja di belakang
Rumah kita yang memang telah kau tanami nisan nisan dan makam
Ada dua liang yang kau sisakan entah untuk
Siapa atau memang sengaja kau gali seukuran tubuhku dan
Tubuhmu yang bagiku selalu bikin mata ini berliur setiap
Engkau telanjang dan wahai memang ku akui betapa sintal dan aduhai ini apalagi
Oh..bentuk payudaramu yang putingnya selalu manis dan dicandu
Kumbang kumbang yang lapar karena disana mengandung anak anak madu
Dan gula gula ah..andai bukan karena hujan yang tiba tiba
Datang memberondong pucuk dedaun bunga
Kamboja di belakang rumah ah..semisal aku tak terlalu dibekali memori yang
Berlebih ini niscaya pada setiap sepertiga malam tak
Ku jumpai penyakit
Menahun yang telah menggerogoti degab detak
Jantung dan kini telah menjalar sampai pusat
Otak dan syarafku kesadaranku tinggal menunggu
Waktu hilang pelan pelan seiring makin meningginya
Stadium ini

Ah..rindu ini telah stadium empat
Semoga sempat!

Rembang, 12 juli 2010

Ia...

Add caption
Ia...

ku datangi ia..dg bersepeda kumbang..berserta kembang yg ku pegang di tangan.. Ia menunggu di taman..bergaun tanpa lengan..berwarna putih terang..pun berteman kupu yg menawan.. .......

...Hari ini ia bergaun panjang berwarna merah cerah...dg rambut tergerai indah..selalu begitu, menyapa dg senyum semanis madu... "apa kabar mu?..." Ia hanya tersipu..pipinya merona merah... "baiklah sekarang kita berangkat ketaman.." Walau tanpa sepeda kumbang,karena sekarang kita terbang....

Seharian ini ia duduk termenung di tepi telaga,di bawah pohon cemara...entah apa yg di pikirkan...biarlah aku tak ingin mengganggunya...tp perasaan ku memaksa untuk mendekatinya...ku hela kakiku pelan agar tak mengejutkannya.....dan aku telah berdiri tepat disampingnya.. Ku sapa "sedang apa?.." "menanti hujan.."jawabnya... .........

Ku perhatikan dari beranda langit di ujung desa menghitam..ini pertanda sebentar lagi turun hujan...dan hari pun beranjak malam...saat kami asik berbincang tentang rencana pergi esok menjumpa kawan di negri seberang... Tibatiba ia bertanya.."apa sebaiknya yg kita bawa sebagai cinderamata?.." "kecuali cinta ku, karena... itu hanya untuk mu seorang!.." jawab ku....

" hari ini, rejeki ku hanya ini... " kata ku lirih sembari memberikannya lembaran uang kertas dan beberapa receh itu.. Ia menatap ku dg penuh kesabaran dan tersenyum manis..sungguh manis,manis sekali..."alhamdulillah.." katanya... Dan aku semakin yakin "aku beruntung mendapatkannya dan sungguh mencintainya.." walau hanya ku katakan dalam hati........

Tepat di tengahnya mlm diduhai tmpt peraduan hati..Kami bercumbu,bercinta,berkasihkasihan..Dg cumbu,dg cinta,dg kasih yg terdasyat..Oh rambutnya,oh kulitnya,oh harumnya..Duhai sutera,duhai pualam,duhai cendana..Dan setelahnya,ku katakan "aku mencintai mu..kekasih..!".. Dan dg peluk,dg dekapnya yg kian erat..ku tau ia mengatakan "aku..aku..aku..mencintai mu!' Walau hanya di hati..Jujur selalu ku dengar!

Aku tak janjikan apapun padanya yg kiranya aku tak sanggup untk wujudkan..yg aku katakan hanya: "ku usahakan yg terbaik..!" Ia hny dìam dan matanya bgtu lekat memandang mataku..aku tau dia mencari keseriusan dr ucapan ku..dg lembut ku katakan padanya "yakinlah..!karena keyakinan mu adlh doa untk ku.." Ia kembali diam dan tertunduk..tp msh sempat kusaksikan sudut matanya bersinar..bening..