Monday 31 January 2011

Bohong

Bohong



Meninabobokan bolong

Di bokong



A. Sasmita
Purwodadi,
18 Januari 2011

Sunday 30 January 2011

Keranda

Keranda



Mengiring jasad tanpa nama
Ke pusara
Di liang tanah
Gundukan duka basah

Air mata
Air mata
Lembab berdoa
Cinta taburan bunga

Siapa Dia
Siapa kita
Harnya berdua
Berbicara

Tentang dosa



A. Sasmita
Rembang,
16 Januari 2010

Saturday 29 January 2011

Kaca

Kaca


Di kaca
Apa yang terbaca
Di sana
Ia berbicara

Berlomba loba
Berlobi ria
Beraja angkara

Air mata jelata
Berbola bola
Menelaga

Cinta
Telah tiada

Cinta
Telah tiada

Cinta
Telah tiada

Digundik harta
Tahta dan wanita


Ah, betapa kita
Ternyata purba




A. Sasmita
Rembang,
16 Januari 2011

Friday 28 January 2011

Kopi dan sepi

Kopi dan sepi



Kopi hitam
Asapi malam
Aroma gendam
Agar tak demam

Sepi ini
Tanpa api
Dingin sunyi
Sendiri di tepi

Kopi dan sepi
Ialah kekasih hati




A. Sasmita
Rembang,
15 Januari 2011

Thursday 27 January 2011

Bila tak ada

Bila tak ada



Masihkah kau mengenang
Aku menipui waktu
Dari masa berbuluhperindu

Aku tergendam dunia
Nikmati fana zaman
Aku yang tengelam
Hitammya malam

Akulah senja
Si pembawa berita



A. Sasmita
Purwodadi,
14 Januari 2011


Mengomentari "Bila senja tak ada"  Bapak Nugroho Suksamanto

Wednesday 26 January 2011

Sigaran nyawa dan Sigaraning nyowo

Sigaran nyawa


Katanya kita berjodoh
Menyatu di bebunga waktu
Lantas menetas mengerus batu

Kadang air, air mata menandai tiap peta
Juga jarak, jejak tanggal serak sesak di sajak
Pun hati, jiwa ini nyanyi nyata nyala di puisi

Siapa menggulai gila malamku
Kaukah, menggarami kalam karam kelamku
Hingga tak kurasa legam, lebam dan terbenam

Inikah batas yang selalu terang
Tanpa semut semut mendung awan

. . . ., ingin kususuri
Jalan jalan garis tangan
Denganmu


A. Sasmita
Purwodadi,
12 Desember 2010

--------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------

Hari ini kawan baik saya http://www.facebook.com/blacky.cop02,  saya minta menerjemahkan karya saya (A. Sasmita) dengan judul "Sigaran nyawa" ini ke dalam bahasa jawa yang hasilnya dapat dilihat di bawah ini:


Sigaraning nyowo



Jarening dewe jejedhohan
Angripto nyawiji ing sekaring laku
Lajeng hanetes anggerus selo

Anangin tirto, tirtonning netro hamaringi gagambaran
Ugo lelaku, lakuning urip kang keri ono ing labuhing roso
Bebarengan nyawiji ing jeroning ati

Sopo kang bronto ing tengahing wengi
Opo sliramu, kang mbalung janur pring
Husodo mring kang nandang wuyung

Opo iki wates sumurnaring suryo
Tanpo mego mego lan mendung

Pengin tak golei antaraning ati
lakuning garis garis tangan
Wuyung kang agawe bingung

---------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------

Saturday 22 January 2011

Berperahu

Berperahu


Dan itulah maksudku, kekasih
Aku ingin pulang ke senja matamu
Di rona doa jingga cakrawala
Berkejaran dengan burung burung
Aku yang mendayung tanpa kompas
Berperahu tanpa layar

Dan begitulah, kekasih
Aku menantang gelombang
Semacam badai
Semacam hujan
Inilah malam
Ini lautan
Berjarak tak terjangka
Berjejak tak terkira
Aku coba menerka
Engkaulah bintang utara

Dan akulah, kekasih
Pendayung rindu rindu
Berperahu di samuderamu
Tanpa tepi


Sendiri


A. Sasmita
Purwodadi,
11 Januari 2011

Friday 21 January 2011

Waktu

Waktu


: DM


Adalah waktu berbunga di hati
Itukah cinta sang Dewi
Terjaga begitu sempurna
Menanti datang kata

Pada kisah yang sangat panjang
Tetapkah setia memangku malam
Di basah doa doa
Di lelah air mata

Lahirkan rintih yang kian resah
Ketika sayap sayap itu
Terkepak kepak ke udara
Tetapi tak pernah terbang
Pun tak juga patah


Pasrah pun pecah



A. Sasmita
Rembang,
10 Januari 2011

Thursday 20 January 2011

Aku sebut malam

Aku sebut malam


Inilah yang aku sebut malam
Tanpa engkau
Tanpa ia
Hanya aku

Lalu kenapa kalau pagi?



A. Sasmita
Rembang,
09 Januari 2010

Wednesday 19 January 2011

Sungsang

Sungsang


Apakah mudah bagiku untuk merasa sesuatu yang tak pernah tersentuh secara nyata. Itukah yang aku alami bagai berjudi dengan nasib dan berperahu mengarungi lautan tanpa tepi. Ketika aku berlari ke engkau, jalan terasa semakin panjang. Lalu ketika aku mencoba merunuti kembali jejak jalan pulang, dari sebalik arah ada tangan tangan yang melambai dan senyum yang aduhai mengucap, "Selamat datang". Aih, dunia senantiasa selalu saja tak dapat aku baca, kemana angin membawa doa dari pikiranku yang ternyata sungsang.

(Malam ini ada yang meradang dalam pikiranku yang sungsang)

A. Sasmita
Purwodadi,
07 Januari 2011

Tuesday 18 January 2011

Nak, ibu cemas

Nak, ibu cemas




: Naylacaliza Zinedine Prabowo (4 tahun)


Duhai anakku Naylacaliza Zinedine Prabowo
Ketika engkau lahir
Aku adalah ibu yang paling beruntung
Menerima anugrah Sang Agung
Sakit yang merinai hanya sedetikdua
Tangismu obat segala sesak di dada

Duhai anakku Naylacaliza Zinedine Prabowo
Aku memelukmu sayang
Kulitmu selembut sutra
Aku bahagia
Cinta kita sempurna

Duhai anakku Naylacaliza Zinedine Prabowo
Kau bungaku
Bunga paling bunga
Tak ada selainnya

Duhai anakku Naylacaliza Zinedine Prabowo
Senyummu pengahapus resah dunia
Dunia yang fana
Dunia yang tak terpeta
Sayang, cintaku tak berbatas kata

Duhai anakku Naylacaliza Zinedine Prabowo
Setelah empat tahun usiamu
Ada sesuatu yang di engkau
Yang namanya tak kutau
Entah jenis kefanaan macam apa ini
Menguatkan cinta kita

Naylacaliza Zinedine Prabowo
Nak, ibu cemas
Mata ini serupa limas
Hati ini merupa kertas
Rasa ini seperti terhempas

Naylacaliza Zinedine Prabowo
Ibu menyaksikan ketika engkau tidur
Nafasmu seperti tersengal
Hati ibu seperti dedaun yang tanggal
Air mata ini basah berdoa
Semoga engkau baik baik saja

. . . . .

Tuhanku yang Maha
Ketika nanti Nadineku berangkat kesana
Ke meja yang tak aku tau namanya
Dan siapa siapa yang berdoa untuknya
Jadikanlah mereka tangan tanganMu
Jadikanlah mereka malaikat malaikatMu

Penolong Nadineku
Cintaku
Mutiaraku
Buah hatiku
Naylacaliza Zinedine Prabowo

Tuhanku. Tuhan yang Maha
Sembuhkanlah Nadine kecilku





A. Sasmita
Purwodadi,
07 Januari 2010

------------------------------------------------------------------------------------------------

Para sahabat sahabatku yang indah, saya mohon kesediaan sahabat sahabat untuk melangitkan doa doa untuk anak yang indah 'Naylacaliza Zinedine Prabowo (4 tahun)'  buah hati dari ibu yang indah pula, 'Noni Cantik''.  Yang segera akan di operasi kerena sesuatu hal . Semoga apa apa yang menjadi harapan baik dari kita diridoi dan di kabulkan Tuhan yang Maha.  



Terima kasih dan
Salam hangat sangat
Wahai sahabat.. 

A. Sasmita

Monday 17 January 2011

Mari bersulang

Mari bersulang


: Gaibi J Prasetya


Angkat gelas tinggi tinggi
Dengarlah denting menetas
Di rintih sunyi kertas

"Ting" sendiri
"Tang" merapal mantera
"Teng" di dupa dan lonceng
. . . . .

Ningku berlari
Mengeja puisi palung hati
Susuri jejak palang sajak
Mengalir air liang syair
. . . . .

Angkat lagi kawan
Di awang awan awan
Selimuti malam
Semuti dunia gendam
Lebam yang temaram
. . . . .

Ada debu di hulu tubuhku
Membiru linu ulu
Rindu yang aku

Aih, abu abu


A. Sasmita
Purwodadi,
07 Januari 2011

Sunday 16 January 2011

Di peta

Di peta



Kususuri jalan yang tercipta di peta
Entah itu hanya terka netra
Atau aku jelas membacanya

Apa kau menunggu di titik paling tak terkira
Sebuah arah mengutara di udara

Akukah angin itu yang setia meniupi doa doa
Pada sayap kupu kupu serupa hati
Melayang, mengangkasa membentuk jatidiri

Kau dan aku
Siapa kita?


A. Sasmita
Purwodadi,
06 Januari 2011

Saturday 15 January 2011

Di Subuh

Di Subuh


: Nugroho Sukmanto



Di subuh kau bersimpuh
Sujud rubuh paling lumpuh
Pada tubuh penguntai peluh
Mengeluh meresah
Basah

Tuan, ada sungai di matamu
Serupa derai rinai hujan
Ketika kau berbicara dengan Tuhan
Kemana Tuhan menggaris garis tangan

Doa di doa
Matamu renung paling air mata
Mengangkasa
Mengangkasalah!

Amin bagimu
Amin bagiku
Amin bagi semua


A. Sasmita
06 Januari 2010


(Kepada "Doa di mataku" sajak Bapak Nugroho Sukmanto)

Friday 14 January 2011

Kau rindu?

Kau rindu?

: Wahyu Nugraha Persada



Kau rindu?
Sampaikanlah
Ia butuh tau

Jangan kau batu
Karena batu itu peragu
Karena ragu itu kelu
Kian lama tersimpan
Kian linu
Membiru

Melahirkan rindu yang angan
Di semilir angin angin malam
Basah dan lebam



A. Sasmita
06 Januari 2010

Wednesday 12 January 2011

Pasir

Pasir




Katamu aku pasir
Pengurai kata dan desir
Berdiri di baris baris angin
Mengiris puisi di untaian hati
Menanak sajak di jejak cinta

Hati siapa paling nyali
Cinta apa paling nyala
Hati siapa paling nyanyi
Cinta apa paling bara



Di sukma
Siapa berlari?


A. Sasmita
Purwodadi,
05 Januari 2011

Pamit

Pamit


Selamat tinggal
Aku harus kembali pulang
Dari arah awal aku datang

Kalau aku rindu
Itu hanya soal waktu
Bagaimana cinta
Itu tergantung kita mengeja
Lalu ketika sepi
Apa itu sebuah hati?



A. Sasmita
Rembang,
03 Desember 2010

Tuesday 11 January 2011

Membaca detik

Membaca detik


Detik pertama
Sayang, kau menjelma sepasang mata
Menatap dan menancapi hatiku
Lalu cinta itu bergula
Mengisi cawan cawan malam
Dan kita rindu yang tersulut
Semakin hanyut, semakin melaut

Detik kedua
Sayang, kau kembang merekah bibirmu merah
Apa dayaku? Apa dayamu?
Selain saling pagut menurut uruti
Cinta gula yang semakin gila
Ah, malam ini sempurna
Kita yang mencinta

Detik ketiga
Sayang, kau telanjang rebah di ranjang
Merayu kata kata serupa gelinjang yang jalang
Aku menyerang, kau mengerang
Walau harum tubuhmu kucecapi per pori
Semua tak habis, tak kujumpa titik yang tepis

Sayang, setelah detik ketiga itu
Aku memeluk angin
Yang membatasi tubuhmu tubuhku
Lalu lahir angan
Di persetubuhan kita yang rubuh
Di simpul peluh

Sayang, tubuh kita sekarang ditato sejarah
Dari semua jenis resah yang basah
Tertikam benam segala lampau
Semua jenis masa lalu yang parau





A. Sasmita
Rembang,
01 - 02 Januari 2010

Monday 10 January 2011

Pada sebuah nama

Pada sebuah nama

: Muhamad Rantauan Alwiy


Adakah itu seorang biasa
Kau cinta begitu sempurna

Kadang pandang mata silap
Rekam pendam yang terlihat

Bukankah cinta itu berhala*
Bergula harum cendana*

Kau luka purba
Pelihara cinta air mata

Ah, Fatimah
Mengaliri darah




A. Sasmita
Rembang,
02 Januari 2011


*(Cinta itu berhala, bergula harum cendana) dua baris bait dari sajak 'Bicara Tanpa Kata' A. Sasmita 17 Oktober 2010

http://www.facebook.com/note.php?note_id=464586184392

Sunday 9 January 2011

Penjual malam

Penjual malam



Entah berapa cinta telah kau padam
Sedang engkau lengkung gendam
Senyum remang gelap malam
Terpendam di sudut susut jalan
Ada dendam mengembang
Kisah anak zaman yang karam

. . . .

Sri, bunga lahir dari bulir padi
Mekar harum dan wangi
Menganyam hati menbuai mimpi
Hati lelaki
Mimpi membuat matahari
Pagi

Ketika hati berternak birahi
Ada cinta berona noda asmara
Bergelora dalam api jiwa
Bakar batas yang memang kertas
Tipis, miris lalu akhinya tangis

Luka apa yang senantiasa nafsu
Duka apa yang senantiasa lugu
Semakin kelabu
Semakin berdebu
Layu dan lelayu

Sri, lelakimu  batu
Mencipta ruang waktu

Sri, lelakimu sayap
Terbang dan lenyap

. . . .

Entah berapa cinta telah kau padam
Engkau masih lengkung gendam
Mendendam pada zaman

Sri, jangan karam
Ada cinta yang semayam

Lahirkan!
Lahirkan!

Sayang..



A. Sasmita
Purwodadi,
30 desember 2010

Saturday 8 January 2011

Kisah

Kisah


Aku kayuh duka angin
Kembali pulang ke kotamu
Ada temaram sinar lampu
Jalan jalan itu menyambutku

Kerling matanya ceritakan kembali
Entah telah beberapa kali
Kemarau tak pernah ku sentuh

Bukankah aku sebenarnya rindu kau!
Rindu bolabola matamu yang liar
Camar, masihkah kau ingat terakhir kita berlayar?

Berlayar bagiku seperti memintal ikrar
Benang benang yang menyerabut akar
Mencoba mencari bentuk yang tak buat nanar
Mencoba membuat sesuatu yang laik layak bunga mawar
Jelas tanpa duri
Jelas tanpa tapi

Engkaulah mawar
Bunga elok rupawan
Seperti awan di langit
Musim yang cerah itu
Berarak kemana angin membawanya

Mata mata itu senantiasa takjub
memandang gemulaimu
Engkau menari di sana
Seperti mataku pun menangkup
Tiap riwayat tercipta

Genap dua musim bunga
Engkau tetap sempurna bertahta
Walau hujan dan kemarau
Engkau tetap setia
Menunggu datang musim semi
Karena saat itu bungamu merekah

Aku tak akan lelah
Menyebutmu camar
Menyebutmu mawar
Menyambutmu kekasih
Karena sebetulnya engkau kisah

Mengalir dalam darah




A. Sasmita 
Purwodadi,
28 desember 2010

Friday 7 January 2011

Sajak angka

Sajak angka


Satu, Tuhanku
Dua, Tuhanku dan aku
Tiga, Tuhanku, aku dan kau
Empat, Tuhanku, aku, kau dan Tuhanmu
Lima, sudahlah! Masa aku tulis Pancasila?



A. Sasmita
Rembang,
26 Desember 2010

Thursday 6 January 2011

Kau

Kau

Kau si hitam penunggu cawan
Berdentam aroma rawan
Malam ini di terang bulan
Langit berdansa salsa dengan awan

Aku hirup asapasap sesat
Nadiku pucat tercekat
Riwayat apa yang lewat
Aku sekarat

Kau masih saja nikmat
Tanpa sebab membebat

Ayat kemana ayat?



A. Sasmita
Rembang,
24 Desember 2010

Wednesday 5 January 2011

Laut

Laut

Menyeberangi lautan malam
Ia yang telanjang
Adakah itu untai mimpi
Jumpa datar daratan

Tak ada gemintang utara
Tak ada kelip nyala suar
Aku gemetar tak gentar terkapar

Akulah nahkoda tanpa kapal
Tanpa kompas tanpa layar
Tak berjangkar

Mungkinkah aku arungimu
Jika semua bagimu tak di aku

Aku terpikat pekat
Erat terikat

Lautmu yang maut



A. Sasmita
Purwodadi,
24 Desember 2010

Tuesday 4 January 2011

Petik putik kupetik


Petik putik kupetik

Apa tanda tanda itu
Macam nada nada
Senar senar gitar terpetik
Di jari jarimu lentik

Ada aura suara
Bergetar di dada
Dinding bermelodi
Inikah nyanyi sebuah hati

Tumbuh dan berbunga
Cantik, elok mempesona
Harum, ranum tersenyum
Dalam semakin dalam

Lalu ketika matahari siang membakar
Aku menjelma perdu dan belukar
Putikmu menjelma sayap
Aku serbuksari, ingin kau kudekap

Dan garis garis tangan itu
Menuju arah sebuah pintu
Bolehkah aku ketuk, aku buka
Kupetik kau cinta


A. Sasmita
Purwodadi,
24 Desember 2010

Monday 3 January 2011

Hening


Hening


Tersenyumlah engkau Hening
Duka tak sertamerta menjadi akhir cerita
Penutup malam malam dengan mimpi meroda air mata

Hening, apa karena hari hari di bulan ini senantiasa berhujan
Lalu rinainya bertanya kemana arah akhir tujuan?
Dan berharap bukan hanya karena tangan tangan Tuhan

Hening, bukankah hujan itu tanda tanda kehidupan
Awal baru para pejalan
Serupa kau dan aku

He'ning, berjalanlah denganku
Susuri kisah kisahku yang dungu




A. Sasmita
Purwodadi,
23 Desember 2010

Sunday 2 January 2011

Di menjelang magrib

Di menjelang magrib


Di menjelang magrib
Sayup sayap adzan
Mengepak di cakrawala
Senja berhujan untai doa
Di air yang sujud basah di pori
Kulitku
Kulitmu
Tak lagi api


A. Sasmita
Purwodadi,
22 Desember 2010

Saturday 1 January 2011

Bertanya: hilang, kujawab: hilang?

Bertanya: hilang, kujawab: hilang?


Hilang
Siapa
Di mana
Apa
Bagaimana

Hilang?
Dia?
Di sana?
Cinta?
O, bisa ya?



A. Sasmita
Purwodadi,
22 Desember 2010