Wednesday 20 October 2010

Puisi terakhir

Puisi terakhir

Malam ini, aku melangitkan renung doa doa
Senandung paling palung dari air mata

Ketika bunga berbunga merah sewarna tanah
Lahirhadir di pusara relung raung mata air hati

Kepada darah nanah yang memerah luka
Karena tertujah tajam pisau puisi kata

Dalam diri, aku langitkan lagi renung doa doa
Senantiasa aku kaitkan kidung asa dan cinta
Agar dapat menenun mendung menjadi cahaya

Duh, Gusti...
Saat begini mengapa hujan bertandang
Karena ketika hujan, aku tak tau jalan pulang


Ning, sekarang aku tau dimana surga
Bukan hanya kaki ibu yang terbaca

Ada hati, rasa, jiwa, tawa, gembira, cinta, kasih, rindu, sendu, tangis, rintih, sedih, pedih, duka, lara, derita, nafas, cemas, ruh, darah, dan tubuhnya

Semua itu surga, kekasih
Semua itu bahagia, kekasih



Ini puisi terakhir

Karena aku kembali lahir


Rembang, 18 Oktober 2010


Tuesday 19 October 2010

Bicara tanpa kata

Bicara tanpa kata


Bisu di tungku
Tak lain debu
Biru legam
Tak lain ungu lebam

Candu di senyum
Tak lain bunga sekuntum
Madu di serat serat hati
Tak lain sekat sekat diri

Cinta itu berhala
Bergula harum cendana
Berlagu doa dan mantera
Berluka jika tak bicara
Berduka andai tak terkata

Ketika nyata
Kian nyala

Luruh seluruhNya

Ning


Rembang,
17 Oktober 2010

Monday 18 October 2010

Senandung mendung, kidung berkerudung

Senandung mendung, kidung berkerudung


Senandung mendung gulung bergulung di langit
Di gunung gunung dan di bukit bukit

Menyanyikan menyajikan lagu cita cinta yang pucat pudar
Seperti luka gula duka derita perdu dan belukar

Aku ini batu
Beribu ragu
Aku ini debu
Semisal abu
Di tungku

Aku benci waktu
Senantiasa hantu

Kita tau
Keraguan itu busuk
Ketakutan itu terkutuk
Keheningan itu menusuk rusuk

Ning
Kidung ini berkerudung

Jangan kau kandung



Rembang,
17 Oktober 2010

Kerinduan

Kerinduan


Kekasih
Kerinduan itu malam
Diam diam bergaram

Mengerak di cawan
Mengerang di hujan
Menggarang di mendung awan

Kerinduan ini buram
Kian diam
Kian lebam

Ya Tuhan
Ya Tuhan


Ning


Purwodadi,
14 Oktober 2010

Sunday 17 October 2010

Hening

Hening

Apa yang aku tau tentang kehidupan?..

Ketika
Betapa tanya mendera dada
Betapa mengapa menjawab tak berkata

Ketika
Betapa nafas menyerupa kapas
Betapa angin menderu ingin

Dan
Betapa bebas, lepas mengukir kertas
. . . . .

Ada gemulai kau di mataku
Ada geliat kau di hatiku

Nona, apakah kau tau dimana surga?

Ya. Tuhan..
Senandung ini tak dapat ku bendung


Walau aku hening


Ning



Purwodadi,
13 Oktober 2010

Angin

Angin


Kadang sejuk yang di reguk
Kadang gigil yang dingin

Dan mungkin menjadi makin yang ingin

Malam ini bagai demam
Tegukanya manis redam dendam
Sayup sayup sayap sayap kalam
Merendam langit yang tak pernah padam

Kekasih, Tuhan tak diam



Purwodadi,
12 Oktober 2010

Friday 15 October 2010

Sore ini begitu anna

Sore ini begitu anna

'Sore..'
Ku sapa
Nadanada pun birama
Telah..membelah
Bahkan pun sudah
Cerita yg lama tak ku buka..entah

Sore ini begitu anna
Mengelana jiwa
Rasarasa pun jelma

Ruh ku terbang menyingkap pada tiapsetiap
Sudutsudut pengap
Aku tergagap
Selain mungkin harap

Saat kata yg tak sempat pun senyap
Dengarlah!
: sesungguhnya aku ada pada sore ini yg begitu anna..

Memang aku
Rindu biru
Kamu itu
Yg dahulu..

Pada nama yg begitu anna

.......
Suatu kala
Kita temu jua

Rembang, 7 3 10

Pagi

Pagi

Pagi ini
Sungguh tak layak menepi
Pun hampiri
Sisasisa mimpi
Laksana tali kakang ia lepas kendali
Lariberlari
Ubah arah hari
Ku cari
Ku nyanyi
Ku bahkan pun selain bunyi
Kata puisi
Tak ada yg abadi
Kecuali diri
Yg memang ini
Dan begini

Pagi sungguh tak ku mengerti...
Yg terjadi

Purwodadi, 10 maret 2010

Thursday 14 October 2010

Gelisah

Gelisah

Baru ku tulis gelisah
Penapena ku goyah
Tak berarah..
Resah
Gundah

Berganti rasarasa bersalah..
Sangat, sungguh bersalah..

Luluh..
Raih..
Pasrah..
?!...


.......

Purwodadi, 12 maret 2010

Jiwa

Jiwa

Kakikaki telanjang melangkah jelang jalan pulang nun terjal bentang..
Pada sore berjingga yg terserabut benangbenang..
Di megamega ku layang pandang..
Pengganti peluk dekap sayang..
.......
Perjalanan ini merantai ku
Pada senja jingga pun cumbu
Senja jingga yg ronamerona selalu

Di jiwa ku
Jiwa mu
Pada jiwajiwa kita
Senja seroja..


Rembang, 14 maret 2010

Wednesday 13 October 2010

Jingga

Jingga

: Jingga
Ku sebut namanya jingga..
Seiring searah membelah langkah yg membara
Bahkan pun tak ada bayangan aku dapat lewatinya..kecuali bersama jingga
Pernah suatu waktu kita berencana kejar cakrawala raih mahkota ratna nan tiara di atas mega..
Sungguh kelopakberkelopak bunga mekar nain indahnya Kami pun jua sampai disana
Singgasana dewadewi nirwana
........
Ku sebut namanya jingga..
Beringsut mendekat dalam dekap teramat dekap..rekat pun ku peluk ku peluk..erat sungguh erat tanpa sekat
Masih pun ku peluk dekap rekat bahkan pun saat jingga lelap
Ku sebut namanya jingga..
Saat malam beranjak kelam tak ku temui temaram
''ia terbenam tenggelam, jingga!''
Ku untai adonan mimpi..ku gula'i disini..masih dg dekap peluk rekat yg makin erat..
Ku putus kan untuk lelap
.........
Pagi ku buka mata
Tak kudapati ia
: Siapa? Namanya?
Kucari kepenjuru pori tak kutemui
Disini pd dekap peluk rekat pun erat...tak terlihat
Aku belingsat..
.......
Ku sebut namanya .... Ia?!
Siapa? Siapa? Atau apa?
O' aku lupa...sungguh terlupa...
Ku kaiskais mimpi
Malam ku arungi tetap tak jua ku dekap ku peluk ku rekat ku erat hingga pun ku lelap..ku tak dapati
.........
Sekarang..
Ku sebut namanya kenang..

Rembang, 14 maret 2010

Hari itu

Hari itu

Dahulu kita di ujung biru bercumbu
Dan mecumbu tiaptiap keping
Hati yang meranggas dan kuning
Tak ubahnya dahaga menuai air telaga
Samasama kita terjaga dan menjaga
Datangnya malam kian kelam kita lewati dengan berpegangan tangan
Hingga malam pun lekaslekas menepi
Berganti pagi
Karena malam pikir kita periperi yang datang dari istana mimpi

Pernah di hari yang cerah
Kau tampil sumringah
Kau kenakan gaungaun indah
Manikmaniknya kilaukilau
Sesiapa melihat akan merasa khidmat bahkan pun igau
O' kekasih cantik mu laksana ratu
Dan kau datangi aku..
: ''aku cantik?!...''
Aku jawab :
''SUNgguh!...''



Hari itu aku bahagia..?
Bahkan pun lihat mu bersamanya..!

........

Sekarang...
Jangan kau tanya?
Lagi, karena
Kau belulang...
Ku pendam dalam karang...



Rembang...
21 maret 2010

Tuesday 12 October 2010

Kenang kau malam

Kenang kau malam

Selalu dan bahkan ku melayang
Lewati ruangruang yg hilang
Sendiri mendekap bayangbayang
Pun kelam tibatiba saja malam datang
Tak ubahnya ia jalang
Buat aku telanjang..
Dan ia sebut aku binatang!

Hey, kau malam tak adakah katakata yg buat aq seutuhnya insan..

Sungguh kau harus dengar ini malam..
: Aku sungguh Aku bukan hewan!!

Aku seutuhutuhnya insan
Yg tak lagi kau tawan...

..........

Tegowanu..
Purwodadi, 17 maret 2010

Belati

Belati
: renungan dari seorang kawan

Belati..
Kau ku asah dalam sepi
Sampai nyeri tak terasa lagi
Dia lari dan sembunyi
Kata tak jua mengerti
Ini mati lebih dari mati..
Wajah penuh pucat pasi..
.......

malam :
Kawanku kau itu berbagi satu,dua,tiga bahkan lima ceritera
Juwita sungguh paras nan rupawan..
Selembut awan..
'' Dia telah bersepeda''
Menuju mimpi yg merenda..
Aku?... o' sungguh kesadarku terhempas
Lepas dan terkelupas
Dada berhujan risau
Jiwajiwa ku igau..
Ternyata, betapa aku telah lama menepikan diri
Ku pingirkan sendiri

Lalu mulai
Ku asah lagi
Belati
Tidak dalam sepi..

Aku kau itu..setelahnya hari
Akan ku tikam diri
Tepat di jantung kiri...

Dan tak kurasakan lagi..!!


(A.S)
Purwodadi, 2 april 2010

Monday 11 October 2010

Dia ceriterakan pada ku tentang bahagia

Dia ceriterakan pada ku tentang bahagia

: fai

Dia ceriterakan pada ku tentang bahagia
Lalu dia tanyakan pula..
Sungguh senantiasa aku bahagia
Bungabunga bertebaran pada tiapsetiap rongga dada dan jiwa
Bergemuruh riuh..
Seluruh

Kami pun tertawa


O' ceritera, betapa hanya huruf,kata,kalimat dg makna
Bahagia? : sesungguhnya itu aku..saya
Tetaplah dan tataplah pada mataku yg bersinar
Sinar dan sinar
Sungguh benar,benar dan benar
Tak ku samar
.......

Dia ceriterakan pada ku tentang bahagia
Lalu dia ceriterakan pada ku sebuah gambar
'' dia bersepeda '' o' sungguh rupawan
Matanya-matanya bersinar
Sama dg sinarsinar semisal aku pun kau
'' o' dia bersepeda ''
.......

Rupawan..
Sungguh sungguh rupawan..
Kawan...


Purwodadi...
2 april 2010

Hujan dan Rindu

Hujan dan Rindu

Di luar sana
Hujan berkilat
Bercahaya
Bersuara...

Di dalam sini
Rindu berkabut
Berendarenda
Masih Saja Ku jaga?!..

Ya Tuhan.
Ya Tuhan.....
Aku sangat merindukannya...

...........

Rembang,
11 April 2010

Sunday 10 October 2010

Ijinkan

Ijinkan

Ijinkan..
Wahai kau jelita ku bayangi seulas senyum yg menawan

Menawan..
Pandang mataku

Menahan..
Degab jantungku
Hingga henti dan tak kurasakan lagi..

Ijinkan..
Wahai kau jelita
Ku abadikan senyum mu safir
Hingga jiwa tak lagi getir..
Hanya semilirnya angin..

Bertiup
Bertiup
Dan bertiup...


Purwodadi,
15 April 2010

Senyum

Senyum



Senyum..
Manis dan ranum..

Senyum..
Manis dan ranum..

Senyum
Manis dan ranum...

Senyum
Senyum
Senyum



Tersenyumlah...
Karena aku tersenyum..


Purwodadi,
Rabu, 14 April 2010

Saturday 9 October 2010

Kesedihan

Kesedihan

Kesedihan menghujam telak pada dada..
Menjelma rasarasa
Yg telah ku kekang dalam karang..
Karang yg hitam
Seperti kelam yg menyerabuti malam
Selalu dengan kesedihan bermalam
Di kedalaman yg biru legam
Biru legam
BIRU legam
Dan tengelam...

......

Pada kesedihan
Ku lukis wajah yg begitu manis...
Hingga tangis menangis..
Sungguh tangis
Ya teramat tragis..



Rembang,
17 April 2010

Keras

Keras

Batu
Hidup..
Besi
Hidup..
Baja
Hidup..

Hidup..
Keras dan beringas

Rembang, 17 April 2010

Friday 8 October 2010

Ke kelam

Ke kelam

Ke kelam ku berlayar bersampan..
Meniupi angin pulau karang di tengah lautan
Menikmati derurayunya yg menestapa
Nestapa derita begitu cidera
Aku mendung yg terluka

Ke kelam ku berlayar bersampan
Tak lagi terbang
Karena sayap sayap ku tanggal
Tiada daya
Jadilah aku mendung yg murka
Dan siap memakan dunia..


Rembang,
17 April 2010

Mengenang hujan, air mata menggenang

Mengenang hujan, air mata menggenang


Hujan macam apa sebenarnya ini, kekasih?..

Duh, tiba tiba angin selalu risih berbisik berisik mengusik dingin yang mendadak berternak hingga beranakpinak ingin yang makin

Bukankah mendung tak lagi mengandung urat urat riwayat, kekasih?

Dan bahkan juga sayap sayap malaikat selalu mendekap kita erat rekat tersurat di jejak yang terlewat

Dan bahkan telah melahirhadirkan anak anak bintang yang senantiasa kita sebut kenang

Duh. Air mata ini, kekasih


Menggenang


Purwodadi,
07 Oktober 2010

Friday 1 October 2010

Di ketika ku memandang di jauh ke dalam diri

Di ketika ku memandang di jauh ke dalam diri

Menemu jutaan sepi
Menari menari
Sungguh berani
Bahkan iblis bertaring duri
Bernyanyi
Lalu lagu nyeri
Dan hampiri

Merengkuh ku
Membuai ku
Mendekap ku
Mencumbu dan bercinta dg ku
Hingga aku terkulai mimpi

Dalam mimpi pun ku bermimpi
......

Di ketika ku memandang di jauh ke dalam diri

Ku temu sendiri..
Aku tak bangun lagi....

LARI..!!




Purwodadi,
26 April 2010

Kalau kita bertemu, bolehkah aku memeluk mu? Sebentar saja. Kekasih..

Kalau kita bertemu, bolehkah aku memeluk mu? Sebentar saja.
Kekasih..


Karena rindu..
Rindu yang mulai ngilu..
Menyekap kalbu
Memburu..
Selalu hanya pada mu..
Ndaru

.......

Kalau kita bertemu, bolehkah aku memeluk mu? Sebentar saja..
Kekasih..

Jangan kau sapih
Hingga tak perih
Apalagi pedih..
Rindu ku tak pernah serpih
Kepada rembulan putih..

........

Kalau kita bertemu, bolehkah aku memeluk mu? Sebentar saja..
Kekasih...


Tak akan letih..!


Purwodadi, 11 mei 2010