Embun
Senyum embun memupuk pucuk daun
Ilalang gelisah di fajar yang melamun
Mentari tak tampak batang hidung
Padahal burung nuri telah berdendang
Dan mendung mengepal ke utara
Bagai deret tentara menuju medan laga
Bersenjata apa saja
Bertameng cuma kulit dada
Yang telah beratus musim duka
Tak bersandang kecuali usangnya, gersangnya, kutang
Seperti cerita masa kecil
Di ninabobokan ibu dan si kancil
Dan setelahnya aku selalu lelap dan tidur
Mencoba mimpi mimpi, ku kail
Ku dapat hanya gigil dan krikil yang cuil
Senyum embun tak pernah hilang
Walau hujan tak terbendung
Karena..
Aku pulang!
Purwodadi - Rembang,
14 Agustus 2010
No comments:
Post a Comment