Saturday 8 January 2011

Kisah

Kisah


Aku kayuh duka angin
Kembali pulang ke kotamu
Ada temaram sinar lampu
Jalan jalan itu menyambutku

Kerling matanya ceritakan kembali
Entah telah beberapa kali
Kemarau tak pernah ku sentuh

Bukankah aku sebenarnya rindu kau!
Rindu bolabola matamu yang liar
Camar, masihkah kau ingat terakhir kita berlayar?

Berlayar bagiku seperti memintal ikrar
Benang benang yang menyerabut akar
Mencoba mencari bentuk yang tak buat nanar
Mencoba membuat sesuatu yang laik layak bunga mawar
Jelas tanpa duri
Jelas tanpa tapi

Engkaulah mawar
Bunga elok rupawan
Seperti awan di langit
Musim yang cerah itu
Berarak kemana angin membawanya

Mata mata itu senantiasa takjub
memandang gemulaimu
Engkau menari di sana
Seperti mataku pun menangkup
Tiap riwayat tercipta

Genap dua musim bunga
Engkau tetap sempurna bertahta
Walau hujan dan kemarau
Engkau tetap setia
Menunggu datang musim semi
Karena saat itu bungamu merekah

Aku tak akan lelah
Menyebutmu camar
Menyebutmu mawar
Menyambutmu kekasih
Karena sebetulnya engkau kisah

Mengalir dalam darah




A. Sasmita 
Purwodadi,
28 desember 2010

No comments:

Post a Comment