Sunday 9 January 2011

Penjual malam

Penjual malam



Entah berapa cinta telah kau padam
Sedang engkau lengkung gendam
Senyum remang gelap malam
Terpendam di sudut susut jalan
Ada dendam mengembang
Kisah anak zaman yang karam

. . . .

Sri, bunga lahir dari bulir padi
Mekar harum dan wangi
Menganyam hati menbuai mimpi
Hati lelaki
Mimpi membuat matahari
Pagi

Ketika hati berternak birahi
Ada cinta berona noda asmara
Bergelora dalam api jiwa
Bakar batas yang memang kertas
Tipis, miris lalu akhinya tangis

Luka apa yang senantiasa nafsu
Duka apa yang senantiasa lugu
Semakin kelabu
Semakin berdebu
Layu dan lelayu

Sri, lelakimu  batu
Mencipta ruang waktu

Sri, lelakimu sayap
Terbang dan lenyap

. . . .

Entah berapa cinta telah kau padam
Engkau masih lengkung gendam
Mendendam pada zaman

Sri, jangan karam
Ada cinta yang semayam

Lahirkan!
Lahirkan!

Sayang..



A. Sasmita
Purwodadi,
30 desember 2010

No comments:

Post a Comment