Tuesday 11 January 2011

Membaca detik

Membaca detik


Detik pertama
Sayang, kau menjelma sepasang mata
Menatap dan menancapi hatiku
Lalu cinta itu bergula
Mengisi cawan cawan malam
Dan kita rindu yang tersulut
Semakin hanyut, semakin melaut

Detik kedua
Sayang, kau kembang merekah bibirmu merah
Apa dayaku? Apa dayamu?
Selain saling pagut menurut uruti
Cinta gula yang semakin gila
Ah, malam ini sempurna
Kita yang mencinta

Detik ketiga
Sayang, kau telanjang rebah di ranjang
Merayu kata kata serupa gelinjang yang jalang
Aku menyerang, kau mengerang
Walau harum tubuhmu kucecapi per pori
Semua tak habis, tak kujumpa titik yang tepis

Sayang, setelah detik ketiga itu
Aku memeluk angin
Yang membatasi tubuhmu tubuhku
Lalu lahir angan
Di persetubuhan kita yang rubuh
Di simpul peluh

Sayang, tubuh kita sekarang ditato sejarah
Dari semua jenis resah yang basah
Tertikam benam segala lampau
Semua jenis masa lalu yang parau





A. Sasmita
Rembang,
01 - 02 Januari 2010

No comments:

Post a Comment